Mandiri Sekuritas memprediksi IHSG bisa menuju level 6.850 di tahun ini
Masnanta.com - Tahun 2021 dinilai
menjadi titik balik bagi pemulihan ekonomi di Indonesia. Oleh karenanya, PT
Mandiri Sekuritas memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa
mencapai level 6.850.
"Dengan pemulihan
ekonomi dan reformasi kebijakan di Indonesia pada tahun 2021, Mandiri Sekuritas
menargetkan IHSG akan mencapai 6.850 di akhir tahun 2021,” ungkap Head of
Equity Research Mandiri Sekuritas Adrian Joezer dalam keterangan resmi yang
diterima Kontan.co.id, Selasa (29/12).
Ia menjelaskan,
optimisme ketersediaan vaksin serta ekspektasi produksi, distribusi,
pelaksanaan vaksinasi, dan penerimaan masyarakat di tahun 2021 diharapkan dapat
mempercepat terjadinya herd immunity. Hal ini dapat memunculkan kepercayaan
diri masyarakat untuk kembali beraktivitas seperti normal. Pada akhirnya, daya
beli masyarakat pun akan ikut meningkat.
“Kami melihat ada enam
katalis yang akan mendorong kenaikan pasar saham di Indonesia antara lain,
pemulihan ekonomi yang didorong vaksinasi, normalisasi dengan konsolidasi
industri pasca pandemi, likuiditas global dan domestik yang melimpah, suku
bunga global yang rendah, kenaikan harga komoditas, serta dimulainya reformasi
struktural pemerintah,” jelasnya.
Lebih lanjut ia
mengungkapkan, perbaikan ekonomi global dan domestik akan menguntungkan
saham-saham cyclical dan juga komoditas. Selain itu, konsolidasi industri
berpotensi terjadi tahun depan, khususnya di perusahaan-perusahaan yang
memiliki struktur modal besar dan memungkinkan untuk ekspansi.
Adrian juga menyoroti
melimpahnya likuiditas domestik yang diharapkan akan meningkatkan sisi
permintaan konsumsi jika vaksinasi sukses dilaksanakan di Indonesia. Sehingga,
saham-saham yang merupakan proxy dari konsumsi domestik yang bersifat discretionary
akan diuntungkan.
Sementara dari global,
Indonesia bisa mendapatkan keuntungan dari suku bunga global yang rendah dan
likuiditas yang masih berlimpah. Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah
Indonesia masih sangat menarik, sehingga mendorong arus dana asing masuk ke
Indonesia.
“Faktor terakhir
adalah reformasi struktural pemerintah melalui Omnibus Law yang akan mengubah
cara pandang investor asing terhadap Indonesia, dan juga berlangsungnya
downstreaming di industri mineral yang akan berdampak positif terhadap neraca
perdagangan Indonesia di kemudian hari," jelasnya.
Lebih lanjut ia
mengungkapkan, hal ini akan berdampak positif terhadap penguatan daya beli ke
depan. Reformasi inilah yang membuat Indonesia berbeda ke depannya.
sumber: kontan.co.id